Konten pilar adalah fondasi dasar dari konten kita yang mampu memberikan jawaban detail pada setiap pertanyaan yang diajukan atau dicari oleh audiens. Lebih khususnya hal ini didesain untuk memberikan value kepada audiens dan pada akhirnya berakibat pada kenaikan peringkat pada mesin pencari seperti Google.

Rand Fishkin dari Moz mendefinisikannya sebagai konten yang 10 kali lebih baik dari rangking tertinggi suatu keyword.

Dasar dari konten pilar ini cukup sederhana

  • Ini harus menyelesaikan masalah atau memberikan jawaban secara komprehensif dan akurat
  • Hal ini sangat jauh berbeda dari segi kualitas dengan konten yang memberikan hal sama
  • Hal ini merupakan kombinasi dari kepercayaan, berguna dan menarik

Dalam kaitannya dengan dunia menulis, konten pillar bisa juga didefinisikan sebagai yang menggambarkan bisnis kita dari sisi yang baik. Di antaranya adalah post yang akan diberikan kepada konsumen dan akhirnya menjadi bermanfaat dalam waktu yang lama.

Postingan pada blog dan artikel adalah contoh yang baik dari penggunaan konten pilar yang ideal, namun tetap tambahkan sesuatu yang menarik seperti infografis, video menarik dan informatif lainnya untuk mendukung konten pilar tersebut.

Banyak hal yang kita dapatkan ketika menggunakannya dalam kegiatan marketing kita. Di antaranya adalah memberikan edukasi secara tidak langsung kepada audiens mengenai produk dan servis kita dan juga sebagai alat untuk mendapatkan kepercayaan mengenai kapabilitas kita dibandingkan dengan lainnya.

Lebih lanjut, berikut adalah keuntungan dari memanfaatkan pillar content:

  • Semakin bermanfaat dan berkualitas konten kita, maka waktu audiens untuk berada di website dan platform kita akan semakin lama.
  • Ketika kita memberikan konten yang baik dan konsisten melakukannya, besar kemungkinan website kita akan menjadi tempat utama untuk mencari informasi sehingga distraksi dari pesaing akan bisa kita atasi dengan sendirinya.
  • Konten yang baik akan mendapatkan dua hal: direferensikan oleh website lain atau dipromosikan oleh audiens kita kepada circle-nya.
  • Pillar content biasanya akan menghasilkan konten yang evergreen, sehingga konten tersebut tidak akan lekang oleh waktu.
  • Pada akhirnya, dengan semakin banyak pengunjung, semakin banyak direferensikan, maka akan semakin mudah konten kita berada di halaman depan pencarian.

Menarik bukan?

Tapi ternyata tidak semua orang bisa melakukannya dengan baik.

Nah, untuk kalian yang mau tau bagaimana formula rahasianya, berikut adalah 5 tips dan trik yang bisa kalian implementasikan dalam membuat pillar content:

1. Mengerti Siapa Audiens Kita

Membuat sesuatu yang unik memang menjadi satu kekuatan untuk bisa terlihat di mata audiens kita. Tapi sebelum melangkah lebih jauh, pastikan kita mengetahui dengan jelas siapa audiens yang ingin kita targetkan. Konten yang baik tidak hanya sekedar berkualitas, tetapi juga sesuai dengan apa yang memang disukai oleh target audiens. Sebagai gambaran, Glenn Fredly mungkin adalah salah satu penyanyi terbaik di Indonesia. Tetapi jika menghadirkan Glenn Fredly kepada para penikmat musik dangdut, mungkin mereka tidak akan sependapat dengan kita.

Source : lean-labs.com

2. Mengetahui Urgensi dan Touch Point dari Target Audiens

Setelah kita mengetahui perkiraan siapakah orang-orang yang akan menjadi pengunjung, pembaca dan penikmat konten kita, perlu bagi kita untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa permasalahan yang biasanya dihadapi, apa yang mereka harapkan dan bagaimana cara menyentuh emosi serta logika mereka. Itu semua yang akan menentukan topik-topik untuk konten pilar kita ke depannya.

Untuk melakukannya, ada beberapa pertanyaan yang bisa diajukan:

  • Apakah kita berada dalam demografi audiens kita?
    Jika demikian, maka akan sangat mudah. Berkaca, refleksi dan tanyakan pada diri sendiri mengenai apa yang kita suka, kita inginkan dan gunakan itu semua sebagai pillar content yang bisa menjawab pertanyaan tersebut.
  • Apa yang biasanya audiens bicarakan atau cari di media sosial?
    Ternyata kita bukanlah bagian dari demografi audiens kita. Tidak perlu khawatir, kita tetap bisa memonitor melalui platform media sosial dan juga search engine. Lakukan analisis secara mendalam mulai dari hashtag, keyword atau melalui fitur advanced search dari media sosial tersebut. Dan dari sana identifikasi mengenai konten apa yang paling mendapat perhatian.
  • Bagaimana pillar content dari kompetitor kita?
    Cara lain dan paling mudah untuk dilakukan adalah dengan melihat ke dalam kompetitor kita sendiri. Karena pastinya mereka juga membuat konten yang bisa memancing target audiens kita. Gunakan prinsip Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM) di dalam konten yang mereka buat. Lebih jauh, lihatlah pola konten di luar industri kita yang berhasil dan gunakan itu sebagai dasar untuk mengaplikasikannya pada konten kita. Ini sangat berguna untuk membuat kita menjadi berbeda meskipun menyajikan konten yang sama dengan kompetitor.

3. Jangan Lupakan Teknik Pancingan di Setiap Kesempatan

Setelah memastikan kita mengetahui konten apa yang mau kita buat dan kepada siapa kita akan berikan konten tersebut, saatnya melakukan eksekusinya.

Dalam prosesnya nanti, tetap gunakan teknik yang bisa memancing orang untuk membaca dan berinteraksi dengan kita. Pastikan bahasa mudah dimengerti oleh mereka, buat layaknya percakapan dibandingkan dengan konsep pengajaran. Pada akhirnya, berikan kemudahan kepada mereka untuk bisa mendistribusikan konten kita melalui media sosial pribadinya.

Beberapa poin yang menarik untuk diperhatikan:

  • Gunakan pancingan yang merangsang audiens untuk membaca lebih jauh seperti fakta menarik, pertanyaan terbuka dan study case.
  • Konsep cerita tidak akan pernah salah. Pastikan konten kita memiliki sisi humanis dan cerita yang membuat audiens nyaman untuk berlama-lama membaca.
  • Buatlah sesimpel dan sesederhana mungkin, hargai waktu audiens kita.
  • Selalu akhiri dengan Call to Action yang jelas.

Berikan ruang dan waktu untuk evaluasi dan revisi sebelum akhirnya akan dipublikasikan.

4. Lakukan Promosi Secara Konsisten dan Persisten

Sebaik-baiknya konten yang dibuat, akan sulit jika tidak disebarkan secara konsisten. Terlalu banyak konten sejenis di luar sana, sehingga kita harus berpikir bagaimana cara terbaik agar konten yang sudah kita buat dengan sebaik-baiknya ini bisa dilihat.

Beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Pastikan antar platform memiliki link yang saling terkoneksi. Kita tidak pernah tau dari mana audiens pertama kali akan mengetahui kita.
  • Sebarkan ke teman terdekat, jangan ragu untuk meminta evaluasi dan bantuan untuk menyebarkannya juga. Jika memiliki grup atau komunitas, lakukan hal tersebut secara konsisten namun hindari untuk terkesan spam di grup tersebut.
  • Jika memiliki budget, lakukan investasi melalui ads atau influencer untuk mengakselerasi konten kita dapat dilihat oleh lebih banyak orang lagi.
  • Jangan lupakan e-mail marketing untuk menjaga audiens tetap update dengan konten terbaru kita.

Promosikan konten yang sama beberapa kali pada interval waktu yang tidak terlalu jauh untuk memastikan sebanyak mungkin orang melihat informasi tersebut.

Secara keseluruhan, pillar content pastinya membutuhkan tenaga, pikiran dan waktu yang lebih lama untuk melihat keberhasilannya, dibandingkan dengan konten lain seperti artikel singkat atau postingan media sosial. Pillar content ibaratkan pertandingan maraton, bukan sprint, karena itu yang dibutuhkan adalah konsistensi dan kesabaran untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan.

Itulah bagaimana strategi dalam membangun dan menggunakan pillar content untuk meningkatkan efektivitas kegiatan marketing kita.

Jangan cuma dibaca tetapi juga dipraktekan.
Bagikan konten ini agar semakin banyak yang merasakan manfaatnya.
Jangan lupa subscribe dan tinggalkan e-mail kalian untuk mendapatkan konten-konten terbaru dari kami.

Terima Kasih dan Selamat Mencoba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Fill out this field
Fill out this field
Please enter a valid email address.

Menu